Jangan bayangkan Las Vegas sebagai tempat perjudian terbesar di dunia.
Ketika membayangkan kota perjudian, Las Vegas merupakan salah satu yang keluar dalam pikiran setiap orang. Namun, jika ditelisik lebih jauh, kota di Amerika Serikat itu bukanlah tempat perjudian terbesar di bumi ini.
Faktanya, banyak negara yang menjadi lokasi perjudian namun sama sekali tidak pernah masuk sebagai kandidat dalam pikiran masyarakat kebanyakan.
Seperti dikutip cnbc.com, Selasa, 12 Juli 2011, sebuah lembaga konsultan berbasis di London Inggris, H2 Gambling Capital, mengeluarkan peringkat negara tempat berjudi terbesar di dunia. Dalam pemeringkatan ini, lembaga tersebut menilai berdasarkan rata-rata jumlah kekalahan setiap tahun dibagi dengan populasi orang dewasa di lebih dari 200 negara.
Jumlah kekalahan ini termasuk di dalamnya uang yang hilang karena perjudian dalam pertandingan pacu kuda, mesin poker, lotere, dan kasino selama tahun 2010.
Inilah 10 negara tempat berjudi terbesar di dunia (diurutkan dari posisi terbawah):
1. Spanyol
Rata-rata kalah taruhan: US$418 (Rp3,76 juta) per satu orang dewasa
Perjudian di Spanyol telah dilegalisasi sejak tahun 1977 dan permainan judi melalui mesin menyusul pada 1981. Penduduk Spanyol memang terkenal suka bertaruh untuk segala hal, mulai dari sepakbola, kartu, hingga lotere.
Permainan lotere Natal Spanyol yang dikenal dengan nama El Gordo atau The Fat One, adalah satu-satunya undian lotere di dunia yang memberikan hadiah hingga US$1 miliar (Rp9 triliun). Tahun lalu, 4 dari 5 warga spanyol membeli tiket lotere ini kendati harganya mencapai 200 euros atas US$286 (Rp2,57 juta).
Bisnis lotere yang dilakukan Loterias y Apuestas del Estado, memperoleh pendapatan sekitar US$10 miliar Euro atau US$14,4 miliar (Rp129,6 triliun) pada tahun lalu.
2. Yunani
Rata-rata kalah taruhan: US$420 (Rp3,78 juta) per orang dewasa.
Yunani muncul sebagai salah satu legenda sebagai negara penjudi sepanjang masa seperti Nicholas 'Nick the Greek' Dandolos. Sayangnya dia mati sebagai orang miskin pada usia 83 di tahun 1966, setelah kehilangan uang kemenangannya yang ditaksir mencapai US$500 juta (Rp4,5 triliun) pada tahun 2009.
Permainan lotere merupakan salah satu bentuk perjudian terfavorit di Yunani. Pada tahun 2010, permainan lotere bernama Joker membukukan rekor jackpot sebesar 19 juta Euro.
Negara ini juga memiliki perusahaan perjudian terbesar di Eropa bernama OPAP dengan kapitalisasi pasar mencapai 4,1 miliar Euro. Upaya privatisasi perusahaan ini rencananya dilakukan pada 2012 dan diharapkan bisa membantu pemerintah membayar sebagian utang negara.
3. Norwegia
Rata-rata kalah taruhan: US$448 (Rp4,03 juta) per orang dewasa. Lotto, kartu gosok, mesin poker, dan taruhan sepakbola adalah beberapa cara berjudi favorit yang disukai masyarakat Norwegia. Dalam sebuah survei yang dilakukan pemerintah pada tahun 2008, sebanyak 88 persen masyarakat Norwegia mengaku menjadi penjudi seumur hidup. Hasil survei juga menemukan fakta bahwa proses kecanduan judi terjadi pada generasi muda yang sebelumnya pernah bermain permainan judi mesin.
Fakta itu tidak memperhitungkan upaya pemerintah setempat untuk mengurangi akses perjudian bagi masyarakat. Pemerintah Norwegia pernah berusaha mengurangi mesin poket menjadi 10 ribu unit dari sebelumnya 22.700 unit pada Juli 2007.
Upaya itu tidak mengurangi kecanduan masyarakat Norwegia dalam berjudi. Banyak warga yang beralih ke permainan judi online sehingga memaksa pemerintah memblokir atau menyaring operasional perjudian online.
4. Hongkong
Rata-rata kalah taruhan: US$503 (Rp4,53 juta)per orang dewasa
Perjudian merupakan praktik yang melanggar hukum untuk Hongkong daratan. Namun, tempat perjudian terbesar, Macau, menjadi tempat untuk menyalurkan kebiasan berjudi masyarakat dan bisa ditempuh hanya dengan perjalanan selama 1 jam. Pada kuartal I-2011, tercatat setengah juta masyarakat Hongkong mengunjungi Macau.
Untuk Hongkong, perjudian berupa balap kuda, lotere, dan taruhan sepakbola merupakan bentuk perjudian yang diperbolehkan pemerintah setempat. Tak mengherankan, The Hongkong Jockey Club yang menggelar 700 jadwal pertandingan setiap tahun mampu meraup pendapatan dari lotere dan taruhan hingga US$2,7 miliar (Rp24,3 triliun).
Rakyat Hongkong selama ini memang terkenal dengan kebiasaannya berjudi. Berdasarkan penelitian kesehatan yang dilakukan University of Calgary, 1 dari 20 warga Hongkong mengalami kelainan akibat perjudian (gambling disorder).
Survei lain dari Hong Kong-based Caritas Addicted Gamblers Counseling Centre menemukan, dari 1.040 pelajar Hongkong yang diwawancara, lebih dari setengahnya sudah diperkenalkan dengan dunia perjudian oleh orangtuanya. Dan 41 persen diantaranya memulai berjudi pada usia 6 tahun.
Perusahaan perjudian milik negara, Norsk Tipping yang bangkrut karena melanggar aturan Kementerian Kebudayaan dan persoalan gereja tahun lalu menghasilkan pendapatan US$2,1 miliar (Rp18,9 triliun).
5. Italia
Rata-rata kalah taruhan: US$517 (Rp4,65 juta) per orang dewasa
Aktivitas berjudi favorit masyarakat Italia adalah permainan elektronik seperti mesin poker. Berdasarkan studi pada tahun 2010 yang dilakukan lembaga konsultan bisnis dan strategi MAG Consulenti Associati, permainan games elektronik menyumbang hampir setengah dari total pendapatan Italia dari perjudian selama semester I-2010. Pada periode itu, pendapatan permainan judi mencapai US$22 miliar (Rp198 triliun).
Italia juga terkenal sebagai negara yang menemukan permainan judi Baccarat, serta membuka kasino milik pemerintah yang pertama di Eropa, pada tahun 1638, bernama The Ridotto, berlokasi di Venice.
Namun, pemerintah Venesia akhirnya memutuskan menutup kasino tersebut pada 1774 sebagai upaya untuk menciptakan kota yang saleh, berdisiplin, dan berperilaku moderat.
0 komentar:
Posting Komentar