Rabu, 28 September 2011

PERAK DAN TEMBAGA

Karakter manusia dapat berupa besi, tembaga dan perak. Yang mana yang lebih baik? Tentu Perak yang lebih baik, tetapi kebanyakan dari manusia adalah tembaga dan besi. Jika manusia tetap diam, manusia tak akan memperlihatkan karakter besi yang tak berharga itu. Jika manusia bicara, maka manusia tampaknya seperti dilapisi lapisan perak, tetapi kemudian orang tahu bahwa manusia tersebut hanyalah besi biasa.

Seperti halnya ketika orang-orang pergi ke pasar membeli barang berlapis perak senilai 50 puluh ribu rupiah atau 100 ribu. Yang lain membeli perak asli yang bernilai jutaan rupiah. Kemudian saat mereka mengetahui barangnya ternyata hanya dilapisi perak yang tipis, bukan perak asli, maka mereka akan bilang. Ini barang yang tak berharga.

Orang-orang yang tak peduli dan cuek berusaha melapisi diri mereka dengan sepuan perak agar terlihat bersinar. Namun setelah beberapa waktu, lapisan itu hilang dan yang terlihat adalah wajah asli mereka.

Ini adalah pelajaran bagi mereka yang tertarik hanya pada penampilan luar saja. Kebanyakan public speaker itu sesungguhnya bukanlah diri mereka yang asli, mereka hanya berlapis sepuan perak, sementara aslinya masih berupa tembaga saja.

Ada kumpulan lainnya. Di dalam diri mereka adalah perak, dan itu asli. Tapi karena mereka asli, mereka rendah hati. Bagaimana cara mereka selalu berendah hati ? Mereka lapisi diri mereka dengan tembaga. Kenapa? Karena mereka ingin
menjaga karakteristik perak yang dimiliki.

Mereka bukanlah orang tembaga dan yang ingin memperlihatkan peraknya. Mereka adalah perak yang sadar bahwa meskipun menjadi perak mereka tetap tak ada apa-apanya dibanding kebesaran Tuhan dan itulah sebabnya mereka merendahkan diri sebagai seorang tembaga. Mereka diam dan rendah hati. Mereka menjaga diri agar tampak seperti orang normal lainnya.

0 komentar:

Get Free Shots from Snap.com